HARDIKNAS: Hari Pendidikan Nasional
Hari Pendidikan Nasional atau yang sering orang ucapkan sebagai Hardiknas ini adalah hari yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai peringatan untuk kelahiran Bapak Pendidikan Nasional sekaligus Pahlawan Nasional yaitu Ki Hajar Dewantara (Baca Juga: Biografi Ki Hajar Dewantara Tokoh Pendidikan Nasional). Ki Hajar Dewantara merupakan seorang tokoh yang memprakarsai berdirinya sebuah lembaga pendidikan yaitu Taman Siswa. Hari Pendidikan Nasional setiap tahunnya diperingati pada tanggal 2 Mei bertepatan dengan kelahiran Bapak Pendidikan Nasional tersebut. Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga yang berada dan kaya pada zaman kolonialisme Belanda. Bapak Pendidikan Nasional tersebut terkenal sebagai orag yang berani menentang segala kebijakan tentang pendidikan yang diambil oleh pemerintah Hindia Belanda pada saat itu, kebijakannya saat itu adalah dimana hanya anak-anak kelahiran Belanda dan hanya orang-orang kaya pada saat itu yang dapat merasakan bangku penidikan. Sama seperti RA Kartini (Baca Juga: Biografi RA Kartini Singkat dan Lengkap) yang berjuang agar para wanita pribumi bisa mengenyam bangku pendidikan, Ki Hajar Dewantara pun berani untuk menentang kebijakan tersebut.
Banyak sekali kritik yang dilayangkannya kepada pemerintahan Hindia Belanda, hingga akhirnya dirinya diasingkan ke Belanda. Sekembalinya dari negeri Belanda ke Indonesia, Bapak Pendidikan Nasional tersebut mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang hingga saat ini dikenal sebagai Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara kemudian diangkat menjadi menteri Pendidikan di Indonesia pada saat indonesia memperoleh kemerdekaannya yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. Ki Hajar Dewantara lebih dikenal dengan filosofinya yaitu Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Filosofi dari Bapak Pendidikan Nasional tersebut mengajarkan kepada para pemimpin agar dirinya bisa dijadikan panutan. Filosofinya tersebut memiliki arti, Ing Ngarso Sun Tulodo adalah apabila seseorang menjadi pemimpin sebaiknya harus memiliki suri tauladan yang baik bagi orang-orang disekitarnya, kemudian Ing Madyo Mbangun Karso yang memiliki arti walaupun ditengah kesibukannya sebagai pemimpin, seorang pemimpin harus bisa memberikan inovasi-inovasi terbaru bagi orang-orang disekitarnya dan membangkitkan semangat kepada orang di sekitarnya. Sedangkan Tut Wuri Handayani memiliki arti memberikan dorogan berupa moral dan semangat bagi orang-orang dari belakang. Tut Wuri Handyani digunakan sebagai semboyan di dalam dunia pendidikan di Indonesia. Bapak Pendidikan Nasional tersebut meninggal pada taanggal 26 April 1959. Untuk menghargai serta mengenang jasa-jasa yang telah dia berikan kepada dunia pendidikan Indonesia, maka pemerintah Indonesia menetapkan bahwa hari kelahiran Ki Hajar Dewantara yaitu pada tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Menurut Surat Keputusan dari Presiden Republik Indonesia dengan nomor 305 tahun 1959 yang disahkan tanggal 28 November 1959, Ki Hajar Dewantara dinobatkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Hari Pendidikan Nasional bukan merupakan hari libur nasional di Indonesia. Biasanya Hari Pendidikan Nasional dirayakan dengan pelaksanaan upacara Bendera di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, kantor-kantor kecamatan hingga pemerintah pusat, biasanya pada Hari Pendidikan Nasional tersebut akan disampaikan pidato yang memiliki tema pendidikan yang disampaikan oleh pejabat terkait. Di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi akan diadakan lomba pidato bagi para siswa. Dengan adanya peringatan Hari Pendidikan Nasional ini maka masyarakat Indonesia patut bersyukur, karena lewat jasa Ki Hajar Dewantara saat ini para generasi muda di Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan dapat menimba ilmu hingga jenjang tertinggi. Ilmu yang didapat merupakan jendela dunia dan kehidupan, dengan kemauan untuk membaca hal-hal yang bermanfaat dapat meningkatkan keahlian seseorang, dan memperluas pengetahuan yang orang tersebut miliki.
Tidak hanya Hari Pendidikan Nasional saja yang pemerintah gunakan untuk menghormati jasa dari Ki Hajar Dewantara, sebuah kapal perang di Indonesia juga diabadikan dengan menggunakan namanya yaitu KRI Ki Hajar Dewantara, dan potret wajahnya diabadikan dalam pecahan uang kertas bernilai 20.000 rupiah sesuai tahun emisi 1998.